Sabtu, 22 November 2008

(tak) adil sejak dalam pikiran

Rabu (19/11/08) sekitar pukul 20.00 wib, redaktur Sindo Jabar Army, telfon. Dia bercerita dan tanya seputar tidak diperpanjang kontrak. Menurut penelurusan dia, setelah tanya Nevy dan Jaka, aku tidak diperpanjang akibat attitude.

Attutude yang dimaksud, saat muncul kasus Bali, aku termasuk salah satu yang vocal mengadvokasi keenam wartawan bali yang kontrak kerja tidak diperpanjang. Adapun standar semisal, penilaian berita, kemampuan dsb tidak menjadi pertimbangan tidak diperpanjangnya kontrak kerjaku.

Saat di Bali, aku memang pernah bertemu dengan Nevy membahas perihal nasib wartawan Sindo Bali setelah gagal terbitnya edisi di sana. Dalam pertemuan itu, Nevy datang dengan Dovy. Dalam pertemuan, sempat terjadi ketegangan kecil, pasalnya Nevy dan Dovy membawa keputusan final pemberhentian keenam wartawan Sindo Bali. Adapun wartawan Sindo Bali meminta keenam wartawan tidak diberhentikan.

Ketegangan ini mencair dengan dihasilkan win-win solution: sebagian besar wartawan Sindo Bali bersedia dipindah ke kantor Sindo lain se Indonesia. Adapun sebagian kecil tetap di bali sebagai kontributor. Tetapi solusi ini urung dilaksanakan, lalu muncullah kronologis kasus Sindo Bali di beberapa milis. Hasilnya sebagian wartawan Sindo Bali yang tidak diperpanjang kala itu 'diselamatkan' dan diberi kompensasi.

Ketegangan inilah – berdasar obrolanku dengan Army – dijadikan dasar pemutusan hubungan kerjaku.

Seusai ngobrol dengan Army, Aku mencoba mengubungi pimred, Sururi. Meski sempat mengangkat telepon, aku tidak bisa ngobrol. Sebab Sururi ketika itu sedang rapat.**** "Seorang terpelajar harus adil sejak dalam pikiran", pram, bumi manusia.

3 komentar:

m i S S i S S m a mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
m i S S i S S m a mengatakan...

Mas Ulum..
i heard that u leave in silent..
but ur presence will remains..

thank you for giving a ride back home that day..
thank you for showing me how a sharp-intelligent-brave journalist work..
you've been a great journalist..
and you'll continue be..
no matter where you are..

and there's one sure thing i believe..

"the loss's not yours!"

Basri Adhi mengatakan...

Mas Ulum...
Saya yakin semua tulisan anda datang dari hati, begitu tulus menyentuh. Tapi, katanya, hidup kan tidak berhenti sampai disini kan? Teruskan hidup mas, dengan kebesaran hati...saya membantu dengan doa, dari jauh...(Basri Adhi)